(0232) 875847 [email protected]

(stikku.ac.id) – Apa jadinya jika popok bekas bayi dijadikan pupuk cair organik? Dalam rangka mengurangi masalah persampahan di tingkat rumah tangga dan kota/kabupaten salah satu mahasiswa prodi Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan M. Wildan Khaerudin sedang uji coba membuat pupuk cair organik (POC) dari popok bekas sebagai langkah mengurangi jumlah timbunan sampah bekas sehingga dapat menjadi alternatif penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan bagi petani dan masyarakat.

Bibit Nasrokhatun Diniah, SKM., M.Kes, Departemen kesehatan lingkungan sekaligus Sekretaris prodi kesmas mengatakankan bahwa uji coba pembuatan pupuk dari popok tersebut merupakan salah satu rencana program dari Departemen Kesling STIKes Kuningan dan untuk membantu agar sampah bekas popok bayi dapat di daur ulang dan dimanfaatkan.

“Insyaallah POC dari hasil fermentasi popok ini akan kami uji coba dan akan dipengmaskan juga di HAKI kan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat dan mengurangi sampah di tingkat keluarga.” ucapnya

Sementara itu, Ketua STIKes Kuningan H. Abdal Rohim, S.Kp MH mengapresiasi inovasi dari mahasiswa STIKKu dalam membuat pupuk dari hasil fermentasi popok bekas bayi sehingga pemanfaatannya bisa lebih dimaksimalkan untuk mengurangi timbunan sampah.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah:
1. Air sebanyak 6,5 liter
2. EM 60ml
3. Molase 120ml
4. Air Kenala tua 120ml
5. Air cucian beras 120ml
6. Popok bekas 6 buah
7. Empon-empon secukupnya.

Banyak manfaat dari proses daur ulang pupuk dsri popok ini. Pertama, pupuk cair atau kita sebut PDP (Pupuk Dari Popok) akan bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Kedua, gel dari popoknya bisa digunakan sebagai media tanam, Jika gel ini digunakan sebaga media tanam, maka akan mengurangi durasi penyiraman makanan. Ketiga, akan mengurangi timbulan sampah khususnya sampah popok bayi. Semoga bermanfaat!