(0232) 875847 [email protected]
Sejarah Singkat STIKKU

Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan sebuah pengabdian warga negara terhadap bangsa dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat mendapat kesempatan untuk menyelenggarakan suatu pendidikan formal melalui suatu lembaga yang berbadan hukum sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54 yang menyatakan bahwa masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

 

Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan kesehatan, merupakan salah satu elemen yang penting dalam menunjang terwujudnya visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Karenanya ditetapkan visi pendidikan tenaga kesehatan yaitu dihasilkannya tenaga kesehatan yang profesional sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan dan menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

 

Misi pendidikan tenaga kesehatan untuk mewujudkan visi tersebut adalah meningkatkan mutu lulusan, meningkatkan mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan, termasuk pendidikan tenaga kesehatan yang didirikan dan diselenggarakan oleh pihak masyarakat, serta meningkatkan kemitraan dan kemandirian institusi, pemerintah, masyarakat termasuk swasta dalam pelaksanaan diknakes. Perwujudan misi ini perlu sejalan kondisi nyata perkembangan internasional antara lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pemberlakuan pasar bebas, maka tujuan pendidikan tenaga kesehatan diarahkan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten, profesional, dan berdaya saing yang jumlah dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dalam tatanan pelayanan kesehatan di tingkat nasional dan global.

 

Penyediaan tenaga kesehatan juga perlu didasarkan atas proyeksi kebutuhan tenaga tersebut yang sejalan dengan tuntutan dan permintaan pasar (demand-driven) serta perkembangan epidemiologi penyakit dan perubahan demografi. Transisi demografi dan epidemiologi penyakit telah mendorong perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat dan perubahan ini sudah barang tentu mendorong perkembangan teknologi kesehatan/kedokteran terutama dalam bidang instrumentasi diagnostik, terapi, dan rehabilitasi medis. Sejalan dengan hal tersebut maka keberadaan tenaga kesehatan, khususnya tenaga bidan dan perawat profesional sangat strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara (228/100.000 kelahiran hidup dan 35/1.000 kelahiran hidup).

 

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) sebagai institusi pendidikan yang peduli dengan pengembangan SDM Kesehatan merasa terpanggil untuk melahirkan Sarjana Keperawatan (Ners) dan Ahli Madya Kebidanan yang profesional yang dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Jawa Barat khususnya dan di Indonesia pada umumnya, bahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar global.

Pada tahap awal pendiriannya, STIKKU langsung mendapatkan kepercayaan penuh dari Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan memberikan beasiswa pendidikan kepada 30 orang siswa SMA yang berasal dari beberapa desa di Kuningan untuk dididik menjadi bidan di Program Studi Diploma III Kebidanan STIKKU. Beasiswa ini bersumber dari dana APBD Kuningan yang kemudian pada tahun 2009 diadopsi oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat melalui Beasiswa Pendidikan 1 Siklus Bidan untuk memenuhi Program 1000 Bidan dimana STIKKU juga lagi-lagi dipercaya sebagai institusi penerima beasiswa tersebut yakni 25 orang yang masing-masing diberi bantuan pendidikan sebesar Rp 40 juta per mahasiswa.

Atas dasar latar belakang tersebut, maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) yang didirikan sejak tahun 2006 berdasarkan Keputusan Mendiknas No.278/D/O/2006 tanggal 22 Desember 2006 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan (YPBHK), pada tahap awal ini, STIKKU membuka dan menyelenggarakan 2 (dua) Program Studi yaitu:

  1. Program Studi Diploma III Kebidanan
  2. Program Studi Strata 1 Keperawatan

 

Sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Rencana Strategis STIKes Kuningan, maka penyusunan proposal need assessment yang berbasis pada evaluasi diri (self-evaluation) merupakan bagian dari strategi pengembangan institusi dalam rangka melakukan berbagai tahapan transformasi dan perbaikan mutu penyelenggaraan institusi secara berkelanjutan (continous quality improvement). Penilaian terhadap kebutuhan (need assessment) merupakan tahapan awal dari rencana pengembangan STIKKU terutama yang ditujukan bagi stakeholders eksternal sebagai mitra strategis bagi STIKKU. Kemudian pada tahun 2011 & 2012 STIKKU membuka Program Studi baru, yakni:

  1. Program Studi Strata 1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
  2. Program Studi Profesi Ners

 

Berikutnya pada akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019, STIKKU kembali membuka Program Studi baru, yaitu:

  1. Program Studi Strata 1 Kebidanan dan Profesi Bidan
  2. Program Studi Strata 2 Kesehatan Masyarakat.