(0232) 875847 [email protected]

[stikku.ac.id] – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tanggal 31 Mei 2020, Program studi S1 dan S2 Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan bekerja sama dengan IAKMI Kabupaten Kuningan menyelenggarakan acara webinar dengan tema menyambut new normal tanpa rokok.

Webinar dilaksanakan pada hari Selasa (02/06) melalui aplikasi yang saat ini populer yaitu zoom cloude meeting yang banyak digunakan oleh kalangan dan lembaga untuk kegiatan seminar dan rapat bahkan hanya sekedar temu kangen karena penerapan social distancing akibat pandemic covid-19.

Acara webinar berlangsung kurang lebih 2 (dua) jam mulai pukul 10.00 – 12.00 WIB berlangsung lancar dan penuh antusias. Sesi webinar dibuka singkat oleh  moderator  yang dipandu oleh Ahmad Ropii, SKM sebagai mahasiswa Program Magister Kesehatan masyarakat STIKes Kuningan. Sesi selanjutnya adalah pemaparan materi yang disampaikan oleh 3 (tiga) narasumber yang sangat luar biasa. Narasumber pertama disampaikan oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes., AIFO (Pakar kebugaran, Ahli Ilmu Faal dan Dosen S2 Kesmas STIKKU) yang menyampaikan tentang “Olahraga untuk adiksi nikotin” lalu dilanjut oleh Bpk. Ridwan Fauzi, S.KM., MPH (Bidang Pengendalian Tembakau PP IAKMI) yang menyampaikan tentang “Apakah rokok elektrik merupakan alternatif yang sehat untuk menggunkan tembakau?” dan pemaparan terakhir disampaikan oleh Ibu Fitri Kurnia Rahim, S.KM., MPHM (Dosen Prodi S1 Kesmas STIKKU dan Pemerhati Isu Tembakau) yang menyampaikan tentang “Waspada orang tua merokok, anak terancam stunting”.

Dalam pemaparan pertama oleh Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes., AIFO menyampaikan sebuah fakta bahwa presentasi perokok aktif di Indonesia menurut Depkes RI tahun 2015 adalah 51 % dan meningkat pada tahun 2018 sebanyak 68% menuru Riskesdas 2018 dengan sebaran menjangkau usia remaja (11-15tahun) sebesar 3.7%. Selain itu menyampaikan mengenai pentingnya mengubah perilaku merokok yang digantikan dengan aktifitas olahraga. Dalam pemaparan beliau juga menyampaikan hasil riset Dr. AlexisBailey, dosen senior Neurofarmakologi di Universitas St.George di London Inggris, telah melakukan serangkaian penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam British Journal of Pharmacology, yang menyebutkan bahwa olahraga membantu tubuh kita untuk beradaptasi dengan kondisi baru sehingga olahraga dapat menghentikan atau mengobati kecanduan nikotin. Terakhir beliau menyampaikan bahwa banyak sekali manfaat dari olahraga diantaranya menahan rasa lapar, menurunkan berat badan, menghhilangkan stress dan mempengaruhi fungsi paru dan jantung lebih maksimal.

Pemaparan materi kedua yang disampaikan oleh Ridhwan Fauzi, S.KM., MPH menyampaikan data data menarik untuk kita ketahui mengenai rokok elektrik, berikut adalah data dan fakta yang disampaikan beliau. Fakta pertama bahwa pengguna rokok elektrik di Indonesia adalah di dominasi usia muda, berikut urutanya: biasa digunakan oleh anak muda, siswa atau anak sekolah, seseorang yang berpendidikan baik, tinggal di wilayah perkotaan. Fakta berikutnya bahwa urutan pengguna rokok elektrik berdasarkan daerah di Indonesia yaitu 5 Provinsi tertinggi Yogyakarta (7,4%), Kalimantan Timur (6%), Jakarta (5,9%), Kalimantan Selatan (4,9%) dan Bali (4,2%).

Pemaparan terkahir disampaikan oleh Ibu Fitri Kurnia Rahim, SKM., MPHM, dalam pemaparanya beliau menyampaikan bahwa permasalahan gizi di Indonesia khususnya masalah stunting merupakan fokus nasional sehingga perlu dilakukan upaya-upaya dalam penanggulangan  masalah stunting yang terarah. Selanjutnya beliau menyampaikan data Riskesdas tahun 2013 kasus stunting di Indonesia mencapai 37,2% namun turun kasusnya menjadi 30,2% pada tahun 2018 (Riskesdas, 20118). Dalam pemaparan berikutnya beliau menerangkan terkait dampak dan faktor penyebab stunting. Disampaikan bahwa stunting dampak dari stunting dikenal dengan 3 G, yaitu gagal tumbuh, gagal kembang dan gangguan  metabolisme tubuh. Sedangkan faktor yang menyebabkan stunting yaitu faktor ibu saat masa kehamilan, faktor anak  itu sendiri diakibatkan kurangnya asupan gizi selanjutnya faktor pendukung lainya adalah pendidikan dan ekonomi.

Setelah semua pemateri menyampaikan materinya, moderator memandu untuk sesi diskusi, semua audiens antusias bertanya namun hanya 3 (tiga) audiens beruntung yang diberikan kesempatan adapun narasumber menjawab semua pertanyaan audiens dengan baik dan responnya sangat memuaskan dengan jawaban dari narasumber.

Norma, salah satu mahasiswa dari STKIP Muhammadiyyah Kuningan menyampaikan lewat pesan kepada panitia bahwa ia merasa bersyukur bisa mengkuti kegiatan webinar karena sangat bermanfaat dan dapat menambah ilmu

Setelah sesi diskusi selesai akhirnya sesi terakhir menyampaikan intisari atau kesimpulan dari pemaparan narasumber oleh moderator dan kemudian kegiatan ditutup.