(0232) 875847 [email protected]

[stikku.ac.id] – Kementerian kesehatan mencanangkan program kesehatan GERMAS sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan salah satu indikator adalah tidak merokok. Prevalensi penyebab kematian akibat merokok diperkirakan meningkat menjadi lebih dari 8 juta kematian di tahun 2030 dan secara global peningkatan konsumsi rokok di negara berkembang diperkiraan saat ini jumlah perokok seluruh dunia mencapai 1,3 milyar. Berdasarkan data WHO (2016), prevalensi penduduk usia dewasa yang merokok setiap hari Indonesia sebesar 29% yang menempati urutan pertama se-Asia Tenggara. Sejalan dengan data hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS) tahun 2016, Indonesia memiliki jumlah perokok aktif terbanyak dengan prevalensi perokok laki-laki sebesar 67% (57,6 juta) dan prevalensi perokok wanita sebesar 2,7% (2,3 juta). Bom waktu perokok anak juga dapat mengancam Indonesia Emas tahun 2045 karena sejak tahun 2013 sampai 2018 terjadi kenaikan angka perokok pada anak yaitu sebanyak 7,8 juta anak Indonesia.

Oleh karena itu Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan bekerja sama dengan IAKMI Kabupaten Kuningan menyelenggarakan Webinar dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) dengan tema “Bujukan Rokok Pada Anak dan Remaja”. Webinar Pakar ini dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Juni 2022 melalui aplikasi yang banyak digunakan saat ini yaitu zoom cloude meeting dan streaming youtube dimana semua kalangan dapat mengakses dan dapat mengikuti seminar ini tanpa harus saling bertemu secara langsung.

Acara webinar berlangsung kurang lebih 2 (dua) jam 30 menit mulai pukul 13.00 – 15.30 WIB, dengan seluruh peserta yang bergabung baik via zoom dan streaming youtube sebanyak 214 peserta dan acara berlangsung dengan lancar dan antusias dari peserta webinar ini. Sesi webinar dibuka oleh pembawa acara yang dipandu oleh Muhamad Wildan Khaerudin, S.KM sebagai mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan sekaligus anggota IAKMI Kabupaten Kuningan. Sesi selanjutnya yaitu sambutan dari Ketua IAKMI Kabupaten Kuningan yaitu Cecep Heriana, SKM., MPH dan Ketua STIKes Kuningan oleh  Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H.

Ketua IAKMI Kabupaten Kuningan, Cecep Heriana, SKM., MPH menyampaikan apresiasi serta harapannya ketika menyampaikan sambutannya ketika webinar tersebut berlangsung. “Saya apresiasi dan bangga kepada seluruh panitia dan pihak yang sudah mendukung sehingga dalam dilaksanakannya webinar ini dengan baik. Lalu berkaitan dengan topik rokok yang masih menjadi permasalahan Indonesia khususnya di Kabupaten Kuningan, dikarenakan kejadian ini seperti fenomena gunung es yang tidak kita awasi kenaikannya karena prevalensi rokok pada anak itu begitu cepat. Saya mengajak untuk sama-sama menyadarkan baik itu orang tua, pelajar dll agar dapat berperilaku hidup sehat salah satu contohnya adalah menghindari rokok.” ujarnya.

Selanjutnya, acara dilanjutkan oleh sambutan Ketua STIKes Kuningan, H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H yang menyampaikan apresiasinya terhadap webinar ini karena mengkolaborasikan berbagai unsur seperti akademisi, instansi kesehatan dan juga pihak pemerintahan. Oleh karena itu menjadikan suatu perpaduan yang baik agar suatu program itu bisa terwujud khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian perokok pada anak dan remaja. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang optimal, maka harus diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Untuk menunjang keberhasilan pembangunan kesehatan ini diperlukan berbagai program inovasi Kesehatan salah satu bentuknya adalah webinar ini,”. ujarnya.

Dalam sesi pemaparan materi diawali oleh Fitri Kurnia Rahim, SKM., MPHM (Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat sekaligus Founder GEMPITAKU) yang menyampaikan materi tentang “Strategi Industri Rokok Membujuk Pelajar Untuk Merokok” dilanjutkan oleh Pemateri kedua yakni Mitha Indrayanti, SKM yang menyampaikan materi tentang “Paparan Rokok Elektrik” dan dilanjutkan oleh Pemateri ketiga yakni dr. H. Denny Mustafa yang menyampaikan materi tentang “Peran Pemerintah dalam Pengendalian Perilaku Merokok pada Remaja” yang langsung dimoderatori dan dipandu oleh Muhamad Wildan Khaerudin, SKM sebagai mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan.

Dalam penyampaian materinya, beliau menjelaskan bahwa industri rokok sangat berkepentingan terhadap anak-anak dan remaja untuk menjamin keberlangsungan bisnis mereka, karena anak-anak dan remaja (kaum muda) yang berpotensi menggantikan para perokok senior yangsudah meninggal atau berhenti merokok. Strategi membujuk remaja merokok: sponsor dan iklan rokok pada media luar ruang (baliho, banner, dan stiker) di area sekolah, TV, Medsos, Internet dll. Tahun 2019 menyebutkan bahwa 85% sekolah dikelilingi oleh iklan rokok dengan jumlah pengiklan sebanyak 30 merk (Lentera Anak Indonesia, 2019) Di Kabupaten Kuningan, perilaku merokok remaja yaitu 30,7 %. Perilaku merokok remaja pelajar di Kab. Kuningan berkaitan dengan adanya outlet, iklan dan sponsor rokok di sekitar sekolah.

Kemudian untuk pemateri kedua, yakni Mitha Indrayanti, SKM menjelasakan bahwa  Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) pertama kali dikembangkan di China oleh seorang apoteker bernama Hon Lik pada tahun 2003 sebagai produk alternatif yang dapat menghantarkan nikotin tanpa asap tembakau. Data Riskesdas (2018) menunjukan prevalensi pengguna rokok elektrik pada usia  <15 tahun sebanyak 10,9% Kajian BPOM (2017), Menyatakan bahwa kandungan erosol dalam rokok elektrik mengandung zat yang bersifat toksik dan karsinogenik. WHO menegaskan bahwa rokok elektik mempunyai potensi sebagai pintu gerbang bagi remaja untuk menggunakan rokok konvensional dan narkoba. Menurut Hasil Penelitiannya di tahun 2020 diperoleh hasil dimana terdapat hubungan bermakna antara akses memperoleh rokok elektrik dengan perilaku penggunaan rokok elektrik (74%) (p = 0,05).

Pemateri ketiga disampaikan oleh dr. H. Denny Mustafa yang lebih menekankan bahwa kebijakan Pemerintah Pusat tentang rokok sudah ada seperti: 1) PP No 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, 2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan & Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau, 3) SE Mendikbud Larangan Merokok Di Sekolah Tahun 2014. Tidak terkecuali Perda yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Kabupaten Kuningan seperti: 1) Perda nomor 1 tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), 2) Perbup nomor 11 tahun 2021 tentang Pengawasan Dan Pengendalian KTR, 3) Keputusan Bupati Kuningan nomor 440/KPTS.142-DINKES/2021 tentang Pembentukan Tim Pembinaan dan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok. Namun memang pada kenyataan nya atauran-aturan tersebut masih belum tersosialisasikan secara massif sehingga masih diperlukan suatu upaya yang komperhensif dalam menanggulangi permasalahan rokok.

Selain penyampaian materi, kegiatan ini pun sekaligus Launching GEMPITAKU. GEMPITAKU adalah singkatan dari Gerakan Pengendalian Tembakau Kuningan. Pembentukan Gerakan ini dikarenakan perilaku merokok di Kabupaten Kuningan masih tinggi serta belum adanya upaya yang masif dalam pengendalian tembakau atau rokok dan belum optimalnya implementasi Perda. Tujuan dibentuknya GEMPITAKU adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dan dampak merugikan dari penggunaan tembakau dan pajangan asap rokok orang lain serta mendukung implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Antusiasme peserta dapat dilihat pada saat sesi tanya jawab dimana banyak sekali peserta yang mengajukan pertanyaan kepada pemateri dan menjadikan webinar tersebut sangat aktif.

Muhamad Wildan Khaerudin, SKM selaku Moderator Webinar HTTS menyampaikan bahwa bangga dengan Prodi Kesmas STIKes Kuningan yang selalu sukses menyelenggarakan kuliah pakar dengan menghadirkan narasumber yang benar-benar kompeten baik sebagai akademisi maupun sebagai praktisi. Topik-topik yang diangkat juga merupakan isu-isu terkini dibidang kesehatan yang tentunya menarik dan penting untuk di kaji. Sukses terus untuk STIKes Kuningan! (Wildan)