(0232) 875847 [email protected]

Mahasiswa semester V Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIkes Kuningan Sukses melaksanakan kegitan Survei Dasar Kesehatan Masyarakat (SDKM) dan Program Intervensi Kesehatan Masyarakat (PIKM) Selama 1 Bulan mulai dari tanggal 30 Januari s/d 2 Februari 2023 di Kecamatan Karangkanca Kabupaten Kuningan. Ketua Program Studi S1 Kesehatan Ibu Fitri Kurnia Rahim SKM.,MPHM menjelaskan bahwa kegiatan SDKM dan PIKM ini bertujuan untuk memotret permasalahan kesehatan atau mengukur besarnya masalah kesehatan yang ada di masyarakat serta mahasiswa mampu mengimplentasikan ilmu yang dimiliki dalam merumuskan prioritas dan akar penyebab masalah kesehatan.

Pada kegiatan PBL ini, mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdapat 10-11 orang untuk 5 Desa yang ada di Karangkancana. Desa Jabranti merupakan lokasi PBL kami kelompok 4 yang diketuai oleh Dimas Faturrahman dengan Dosen pembimbing Akademik Ibu Icca Stella Amalia, SKM.,MPH dan Bapak Hamdan SKM.,MKM serta Pembimbing lapangan dari Puskesmas Karangkancana Bapak Didin Hardian,S,Kep.,Ners.

Kegiatan pembukaan PBL, kami diterima dengan hangat oleh Camat Karangkancana Bapak Ade Wibawa S.sos.,MSI di Kantor Kecamatan karangkancana, kegiatan pembukaan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Puskesmas Karangkancana, Bidan di masing-masing Desa, Para Kepala Desa, dan lain sebagainya. Bapak Camat Karangkancana berharap dengan kehadiran teman-teman mahasiswa dapat memberikan warna baru dimasyarakat, khususnya dapat memotret terkait dengan pemasalahan kesehatan yang saat ini dirasakan  atau bahkan terjadi di masyarakat.

Setelah kegiatan pembukaan di kecamatan, kami menuju posko PBL dengan di dampingi oleh Bapak Hamdan, SKM.,MKM selaku dosen pembimbing akademik yang kemudian mengarahkan kami untuk melakukan koordinasi dan perkenalan secara non formal kepada pemerintahan desa dan memaparkan sedikit banyaknya terkait dengan maksud dan tujuan kami di Desa jabranti selama 1 bulan kedepan.

Desa jabranti merupakan desa yang terletak di ujung timur kabupaten kuningan dan berbatasan dengan Cilacap Jawa Tengah, Desa Jabranti merupakan desa dengan wilayah pegunungan. Jumlah penduduk desa jabranti yaitu 2.709 orang dengan jumlah Kepala keluarga (KK) 898. Desa jabranti memiliki 4 Dusun dan 12 Rukun Tetannga (RT) jarak dari 1 dusun kedusun lainnya berjauhan dan memiliki ciri khas tersendiri.

Kegiatan Survei dasar Kesehatan Masyarakat (SDKM) di Desa Jabranti dilakukan selama 14 Hari. Selain melakukan SDKM kami juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti pengajian rutinan, solat berjamaan, memperingati hari-hari besar, membantu pada kegiatan posyandu di 4 dusun, kunjungan ke rumah produksi UP2K Rosella Desa Jabranti bersama ibu-ibu kader, melakukan penyuluhan tentang PHBS dan Konsumsi makanan bergizi di sekolah SD dan Sekolah Tk yang ada di Desa Jabranti serta ikut menjadi bagian dalam pelaunchingan Posyandu Remaja dan Posyandu Lansia di Desa Jabranti.

Berdasarkan hasil Survei Dasar Kesehatan Masyarakat (SDKM) memperoleh sampel sebanyak 798KK (88%) dari total KK di Desa Jabranti sebanyak 898KK. Dari hasil SDKM tersebut memperoleh beberapa data masalah kesehatan diantaranya permasalahan sampah, penyakit hipertensi, dan permasalahan SPAL. Dari ketiga permasalahan yang ditemukan tersebut, kemudian dilakukan penentuan urutan prioritas masalah kesehatan dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) bersama aparat pemerintahan Desa ketika Pra MMD dan Sepakati Bersama Ketika MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) serta didapatkan hasil bahwa prioritas masalah yang paling utama di Desa Jabranti yaitu permasalahan sampah untuk dilakukan intervensi. Selain menggunakan metode USG untuk menentukan urutan prioritas masalah, kami juga menggunakan diagram Fishbone dalam penyusunan kerangka akar penyebab dan factor risiko masalah kesehatan dan hasil identifikasi akar penyebab masalah didapatkan, bahwa penyebab utama permasalahan terkait pengelolaan dan penanganan sampah yaitu belum adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Jabranti maupun di Kecamatan Karangkancana.

Berdasarkan angka kejadian stunting di Desa jabranti terdapat 5 orang anak, berdasarkan data dari puskesmas tahun 2022. Namun Ketika kami melakukan survei dan monitoring status gizi terhadap balita stunting hanya mendapatkan sampel sebanyak 3 orang dan 2 orang lainnya sudah di bawa pergi keluar kota bersama keluarganya.

Dari permasalahan kesehatan diatas, kami mencanangkan beberapa kegiatan peberdayaan masyarakat terkait dengan pemanfaatan Sampah Organik dan Non Organik, yaitu melalui Teknik Komposer dan Eco-Enzyme untuk sampah Organik dan pembuatan kerajinan tangan untuk sampah Non Organik. Pada kegiatan pengenalan intervensi, kami mengambil 2 Dusun yang ada di Desa Jabranti untuk dijadikan sampel yaitu dusun jabranti dan Dusun Banjaran. Kegiatan pengenalan intervensi tersebut berjalan dengan lancar ditandai dengan rasa antusiasme masyarakat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dan aktif bertanya Ketika fasilitator selesai menjelaskan.

Kemudian, terkait dengan intervensi perbaikan gizi terhadap balita stunting kami membuat program dan produk inovasi berupa PMT (Pemberian Makanan tambahan) yaitu “GASPOL DULUR” (Gerakan Cegah Stunting dan Konsumsi Sehat 1 Telur” melalui produk inovasi “Bola-Bola Tahu Telur” dan untuk makanan selingan kami membuat inovasi “PUNAS” (Puding Banana Sehat).  Produk intervensi tersebut kami bagikan kepada anak-anak dengan kejadian stunting berdasarkan data dari Puskesmas karangkancana.

Kami berharap dengan kehadirannya kami di Desa Jabranti dapat membantu apparat pemerintahan desa dan pihak-pihak terkait dalam menentukan kebijakan yang akan diterapkan kedepamnnya, dan kami juga berharap agar masyarakat lebih peduli terhadap status kesehatannya. Serta program intervensi yang kami canangkan dapat berjalan kedepannya.