(0232) 875847 [email protected]

[stikku.ac.id] – Mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Kuningan memberikan penyuluhan tentang penyakit tidak menular (PTM) hipertensi dan diabetes untuk para lansia di Desa Sangkanurip, Kecamatan Cigandamekar, Jumat (14/9).

Bertempat di Aula Desa Sangkanurip, para mahasiswa S2 Program Magister Kesehatan STIKes Kuningan tersebut memaparkan tentang segala hal tentang penyakit hipertensi atau darah tinggi dan diabetes melitus atau yang dikenal juga dengan penyakit kencing manis mulai dari gejala, penanganan hingga pencegahannya. Para peserta penyuluhan yang semuanya para lansia ini pun tampak antusias mendengarkan pemaparan dari para pembicara yang semuanya merupakan tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit di Kuningan dan juga luar daerah tersebut.

Kegiatan penyuluhan dalam rangka projek pengabdian masyarakat yang melibatkan empat mahasiswa pasca sarjana STIKes Kuningan tersebut juga disertai kegiatan pengecekan kesehatan terhadap masyarakat lansia. Tak hanya memberikan edukasi kepada warga lansia, dalam kegiatan ini juga dibentuk kader kesehatan yang beranggotakan para ibu-ibu PKK di lima dusun Desa Sangkanurip yang akan berfungsi melanjutkan tongkat estafet pengawasan, penanganan dan pencegahan penyakit hipertensi dan diabetes melitus di lingkungannya masing-masing.

Perwakilan mahasiswa S2 Program Magister Kesehatan STIKes Kuningan dr Ali Budiarto MM mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh empat mahasiswa pasca sarjana, yaitu dr Rahmat Ibnu, Ita Herawati SKM, Nina Apriani SKM dan dirinya sendiri. Dikatakan, kegiatan penyuluhan dalam rangka pengabdian masyarakat ini sebagai salah satu projek lapangan promosi kesehatan pedesaan dengan sasaran para lansia usia 59 tahun ke atas.

“Kami memilih tema penyuluhan dengan menitikberatkan pada penyakit diabetes dan hipertensi karena alasan dua penyakit ini banyak diderita oleh masyarakat Indonesia terutama dari kalangan lansia yang sebagian besar tidak mengetahui gejalanya. Banyak masyarakat lansia yang mengeluhkan susah tidur, kepala pusing, gelisah dan sebagainya, menganggap itu hanya sakit biasa lalu melakukan pengobatan secara mandiri dengan membeli obat warung saja. Dengan adanya penjelasan dari kami diharapkan mereka paham dan tahu, tentang dua penyakit itu dan penangannya,” ungkap Ali kepada Radar.

Terbukti, lanjut Ali, dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mulai dari tekanan darah, berat badan, kadar gula darah dan lainnya. Dan hasilnya, kata Ali, sebagian besar para lansia tersebut mengidap penyakit hipertensi namun tidak menyadarinya.

“Atas kondisi ini, maka sangat diperlukan adanya pengawasan dan penanganan terhadap masyarakat lansia tersebut untuk mereka bisa mendapatkan penanganan medis yang tepat dan akurat. Sehingga dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini kami berinovasi memberikan alat kesehatan yang belum ada di Posbindu dan pembentukan kader serta komunitas yang akan menjadi sarana komunikasi di Desa Sangkanurip tersebut,” ungkap Ali.

Alat kesehatan yang diberikan, kata Ali, berupa alat tensi, pengukur gula darah, kolesterol dan asam urat. Untuk keberhasilan program ini, lanjut Ali, banyak pihak harus dilibatkan yaitu aparat desa, para kader dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Cigandamekar.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan capaian angka Posbindu PTM yang dinilai masih di bawah standar. Sehingga dengan adanya kegiatan ini bisa bermanfaat untuk tercapainya program Posbindu PTM Lansia di Puskesmas Cigandamekar,” pungkas Ali.