(0232) 875847 [email protected]

[stikku.ac.id] – Sampah menjadi persoalan dibanyak tempat, seperti pencemaran udara, penyakit hingga banjir. Sampah yang ada saat ini jumlahnya semakin hari semakin bertambah. Apabila dibiarkan begitu maka akan terjadi dampak yang negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu pengelolaan sampah penting dilakukan mulai dari sumbernya agar tidak menjadi beban baik bagi pemerintah maupun masyarakat.

Dalam hal ini, Tim PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) II Desa Bagawat menyelenggarakan Sosialisasi Program Intervensi Kesehatan Masyarakat BOS (Bagawat Olah Sampah) di Desa Bagawat pada hari Kamis,18 Agustus 2022. Acara ini dihadiri oleh warga Desa Bagawat, beberapa kelompok masyarakat, Kepala desa Bagawat serta tokoh masyarakat setempat.

Kegiatan intervensi PBL II diikuti oleh 10 orang mahasiswa yaitu :

  1. Adelia Dwi Neliawati
  2. Akmal Faiz Muhammad
  3. Astri Distya
  4. Ayu Mulya
  5. Desi Fitriany Rahmatillah
  6. Devina Alvionisa
  7. Filiana Aisya
  8. Sigit Hermansyah
  9. Syifa Nur Fauziah
  10. Windi Defiani

Dengan Dosen Pembimbing Akademik : Bapak Hamdan, SKM.,M.KM dan Pembimbing Lapangan : Bapak Romansyah, SKM

Kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan manajemen sampah mulai dari sumbernya dengan melakukan pemilahan sampah organik rumah tangga maupun pohon atau tanaman yang berjatuhan di sekitar rumah. Untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan peserta sekaligus diadakan pre-test dan post-test mengenai sampah dan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.

Inovasi pengelolaan sampah yang diberi nama BOS (Bagawat Olah Sampah) merupakan terobosan yang dilaksanakan Kelompok 2 mahasiswa Kesehatan Masyarakat Stikes Kuningan untuk pengelolaan sampah dimasyarakat yang diinisiasi oleh kepala Desa Bagawat dan Pemerintahan Desa Bagawat. Terobosan pengelolaan sampah ini merupakan langkah inovatif dari riset dasar yang dilaksanakan Kelompok 2 bahwa aspek terpenting dalam hal kegiatan pengelolaan sampah terletak pada aspek pemilahan.

Tujuan pengabdian ini adalah mengelola sampah di desa bagawat.Salah satu cara mengatasi dampak negatif sampah adalah mengolah sampah berbasis masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan secara teoritik dan praktek pembuatan kompos organik metode keranjang Takakura. Peserta kegiatan ini adalah Masyarakat Desa Bagawat dan Pemerintahan Desa Bagawat. Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos.

Dalam upaya mengurangi limbah plastik kelompok 2 berinisiatif untuk membuat ecobrick sebagai pemanfaatan dan daur ulang limbah plastik. Ecobrick adalah salah satu usaha kreatif bagi penanganan sampah plastik. Fungsinya bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya. Dengan cara mengolah kembali limbah botol plastik menjadi barang yang bisa digunakan kembali seperti tempat sampah, kursi, dan meja serta mendukung penyadaran terhadap Masyarakat Desa Bagawat untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai arahan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Dengan adanya Proram BOS ini semoga bisa memberikan manfaat dan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pengolahan sampah. Dengan tujuan untuk laju timbulan sampah di Desa Bagawat” Ujar bapak Sukandar S.Pd MM selaku Kepala Desa Bagawat.

Adapun harapan dari mahasiswa/I Stikes Kuningan. Masyarakat Desa Bagawat mampu mengaplikasikan cara pengolahan sampah skala rumah tangga baik dengan metode takakura untuk sampah oganik dan ecobrick untuk sampah anorganik. Masyarakat juga dapat memngembangkan hasil olah sampah tersebut sebagai sumber pencahariannya.