(0232) 875847 [email protected]

[stikku.ac.id] – Terdapat beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa 81,4% anak usia sekolah dan remaja membeli makanan > 1 kali sehari lalu sebesar 58% membeli makanan dan minuman di kantin sekolah serta 74% siswa tingkat menengah membeli makanan dan minuman di kantin sekolah. Peningkatan frekuensi makan di luar rumah berhubungan dengan penurunan kualitas makanan. Seringnya makan di kantin sekolah berhubungan dengan seringnya konsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Beberapa masalah gizi anak usia sekolah dan remaja yang belum terselesaikan.

Contohnya adalah remaja anemia yang mengalami letih, lesu, lemah, lunglai, lalai, lelet, sulit konsentrasi, daya ingat lemah, sistem kekebalan tubuh menurun dan berisiko mempunyai keturunan stunting. Selain itu remaja gemuk yang berisiko mendapat serangan jantung, hipertensi, diabetes mellitus, kanker dan penyakit PTM lainnya. Kemudian remaja kurus dan kurang energi kronis yang ditandai dengan pertumbuhan terganggu, sistem kekebalan tubuh menurun, sistem reproduksi tidak sehat dan berisiko mempunyai keturunan stunting.

Gaya hidup anak usia sekolah dan remaja hari ini adalah menyukai makanan cepat saji seperti makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak serta mengandung bahan tambahan pangan (BTP) berlebih. Kebiasaan lainnya adalah lebih banyak duduk bermain gadget sehingga menyebabkan seseorang menjadi kurang gerak, mempengaruhi postureningkatkan hormon kortisol dan menurunkan kesehatan persendian. Kemudian gaya hidup anak usia sekolah atau remaja itu memiliki waktu tidur larut malam dan tidak berkualitas sehingga berdampak kepada menurunya produksi hormon pertumbuhan, menganggu keseimbangan hormon leptin dan grealin yang bertanggung jawab pada nafsu makan  dan meningkatkan hormon yang mempengaruhi stress dan mood.

Oleh karena itu, Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan menyelenggarakan Webinar Pakar dengan tema “Pencegahan Stunting Melalui Ketahanan Pangan di Sekolah”. Webinar Pakar ini dilaksanakan pada Sabtu, (09/01) melalui aplikasi yang banyak digunakan saat ini yaitu zoom cloude meeting dan streaming youtube dimana semua kalangan dapat mengakses dan dapat mengikuti seminar ini tanpa harus saling bertemu secara langsung dan aplikasi ini sangat membantu dikala social distancing ini.

Acara webinar berlangsung kurang lebih 2 (dua) jam 30 menit mulai pukul 10.00 – 12.30 WIB, dengan seluruh peserta yang bergabung baik via zoom dan streaming youtube sebanyak 258 peserta dan acara berlangsung dengan lancar dan antusias dari peserta webinar ini. Sesi webinar dibuka oleh pembawa acara yang dipandu oleh Yuli Desi Amalia, S.KM sebagai perwakilan dari mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan. Sesi selanjutnya yaitu sambutan dari Cecep Heriana, SKM., MPH selaku Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STIKes Kuningan,

Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STIKes Kuningan, Cecep Heriana, SKM., MPH menyampaikan apresiasi serta harapannya ketika menyampaikan sambutannya ketika webinar pakar tersebut berlangsung.

“Saya apresiasi dan bangga kepada ketua prodi dan seluruh panitia yang sudah bisa menyelenggarakan webinar pakar ini dengan baik. Dan saya harap seluruh mahasiswa, praktisi, tenaga Kesehatan dan seluruh masyarakat yang menyaksikan webinar ini bisa menjaga dan ikut serta secara aktif dalam menjaga kesehatannya dan mempromosikan program 3M. Permasalahan stunting bukanlah masalah yang bisa dianggap permasalahan kecil karena mempengaruhi kualitas generasi penerus bangs aini. Jadi diperlukan suatu upaya pencegahan stunting ini dan salah satunya melalui ketahanan pangan di sekolah”. ujarnya.

Dalam sesi pemaparan materi diawali oleh Dr. Rita Ramayulis, DCN., M.Kes (Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) yang menyampaikan materi tentang “Pangan Bergizi di Kantin Sekolah” dan dilanjutkan oleh Pemateri kedua yakni Ibu Dr. Dwi Nastiti Iswarawanti, M.Sc atau yang lebih dikenal dengan Dr. Iis yang menyampaikan materi tentang “Menjamin Pangan Sehat dan Aman di Kantin Sekolah” yang langsung dimoderatori dan dipandu oleh ibu Evy Rosvianty, SKM sebagai mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan dan dilanjutkan di sesi terakhir dengan sesi tanya jawab.

Webinar diikuti oleh 200 orang melalui aplikasi oom dan juga ditayangkan secara langsung di Channel Youtube Prodi Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan kurang lebih sebanyak 58 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan seluruh masyarakat dari seluruh Indonesia. Antusiasme peserta dapat dilihat pada saat sesi tanya jawab dimana banyak sekali peserta yang mengajukan pertanyaan kepada pemateri dan menjadikan seminar profesi tersebut sangat aktif.

Panitia pelaksana berharap dengan adanya webinar pakar ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Pencegahan Stunting Melalui Ketahanan Pangan di Sekolah”.  Yang perlu kita ingat bahwa kantin sekolah berperan penting dalam penegakan karakter dan perilaku pangan yang sehat. Komponen kantin sehat sekolah perlu ditegakkan dalam menjamin ketersediaan pangan sehat dan aman berkesinambungan. Program dan usaha terintegrasi penting bagi penguatan ketahanan pangan sekolah yang efektif (Wildan).