(0232) 875847 [email protected]

Dosen Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan, Dr.Drs. Susianto, MKM yang juga pendiri Yayasan Vegan Society of Indonesia (VSI) mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk melaksanakan Nota Kesepahaman (MoU)  di Jakarta, Minggu (04/10).

Kegiatan MoU dilakukan antara Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK- PBNU) dengan Yayasan Vegan Society of Indonesia (VSI). Dalam pertemuan tersebut, Yayasan VSI memaparkan perkembangan terkini mengenai pola makan seimbang berbasis nabati (plant based diet) serta kegiatan lainnya yang telah dilakukan oleh Yayasan VSI di dalam mengedukasi masyarakat mengenai pola hidup sehat.

Dr. Drs. Susianto yang juga seorang pakar gizi dan penulis buku best seller dengan topik vegetaran & vegan juga tempted by tempeh, beliau mengusulkan bentuk rencana kerjasama antara Yayasan VSI dengan LK-PBNU khususnya di dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat melalui edukasi.

Kesepakatan kerjasama antara LK PBNU dengan VSI diharapkan menjadi awal yang baik agar memasyarakatkan gerakan masyarakat hidup sehat terutama di lingkungan pondok pesantren NU yang jumlahnya banyak dan tersebar di berbagai pelosok nusantara sangat potensial menjadi titik awal dimulainya gerakan masyarakat hidup sehat bagi para santri dan ulama di Indonesia.

Upaya ini  sekaligus untuk meningkatkan layanan promosi kesehatan dan gizi masyarakat melalui penyuluhan, penerapan, dan penilaian status gizi terutama untuk pangan berbasis nabati.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA mengatakan pentingnya bagi para santri untuk mulai mengenal pola hidup terutama pola makan yang sehat sedari dini.

“Pangan berbasis nabati sejatinya sangat akrab di kalangan pondok pesantren sebagai bagian dari laku syukur para santri.” ucapnya

Dr. Susianto berharap melalui kerjasama tersebut edukasi pola hidup dan pola makan yang lebih baik akan dapat diterapkan melalui penyuluhan hingga penilaian status gizi berbasis nabati dikalangan pondok pesantren. Hal ini menjadi sangat penting karena perubahan perilaku berkontribusi 80% dalam mengendalikan penyakit ataupun kurva pandemi. Ini menjadi awal yang baik bagi pesantren untuk memulai gerakan masyarakat hidup sehat.

 

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/1763441/pesantren-dan-awal-gerakan-masyarakat-hidup-sehat