(0232) 875847 [email protected]

Setiap tanggal 24 Maret di peringati sebagai Hari TBC Sedunia. Seperti yang kita ketahui bahwa Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari “Tubercle bacillus”) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat “MTb” atau “Mtbc”). Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.

 

Dalam memperingati hari TBC sedunia, Dr. Esty Febriani, MKM selaku Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKKU memberikan penjelasan terkait faktor yang mempengaruhi kenapa penanggulangan TBC di Indonesia belum berhasil. Salah satu diantaranya adalah perilaku dari masyarakat yang terduga TBC itu sendiri.

“Perilaku masyarakat terduga TBC merupakan salah satu fakor dalam upaya pencegahan dan penanggulangan TBC di Indonesia,” ucapnya

Namun bagaimana perilakunya? Hasil penelitian Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) pada tahun 2015 terkait perilaku orang terduga TBC untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Kilnik. Didapatkan hasil bahwa dari 38 orang atau 16% dari jumlah responden berupa orang terduga TBC, mereka tidak melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan dengan berbagai alasan yaitu : sebanyak (42.1%) alasan utama sibuk , (23.1%) menganggap gejala tidak serius dan (21.1%) tidak merasa sakit.  Rendahnya keinginan masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, didukung dengan data yang menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan TBC dari 131 atau 57.7% dari 227 orang responden penelitian. makanya ayo kita ajak masyarakat yang terduga TBC untuk emmeriksakan diri ke Fasiltias Kesehatan. tambah Dr. Esty Febriani yang juga TB Advisor LKN, Anggota Board of trustees Stop TB Partnership Indonesi, AnggotaGlobal Community TB Task Force World Health Organization (WHO, Co-Founder Global Health Initiative Indonesia

Wakil Ketua I STIKes Kuningan, Cecep Heriana, S.KM,. M.PH memberikan penjelasan lebih rinci tentang Tuberkulosis (TB) atau yang juga dikenal dengan TBC merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya di dunia. Tema HTBS di global adalah “It’s time” sejalan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Indonesia mengambil tema peringatan HTBS tahun 2019 yaitu “Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai dari Saya” dengan aksi : Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). Deteksi dini dan pencegahan penularan Tuberkulosis. Melalui tema dan aksi ini, diharapkan seluruh masyarakat lintas program san lintas sektor. Upaya pencegahan dan pengendalian TBC tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan semata, tetapi perlu komitmen multi sektoral karena permasalahan terbesarnya justru masalah non teknis.

Peran STIKKU sebagai sebuah institusi/lembaga pendidikan tinggi mempunyai peran khusus yang amat penting dalam meningkatkan human capital masyarakat sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi yang mempunyai kewajiban menyelenggarakan pendidikan, penilitian dan pengabdian kepada masyarakat terus berupaya mengedukasi masyarakat dan mencetak kader-kader kesehatan dalam rangka mengurangi resiko penyebaran penyakit TBC.

“Sejak tahun 2018 yang lalu para Mahasiswa STIKes Kuningan terus kami latih dan edukasi guna memberikan edukasi kepada masyarakat Kuningan, dan kami sudah mengadakan pelatihan kader kesehatan yang bekerjasama dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (28/11) guna mengurangi dampak penyebaran penyakit TB di masyarakat.” ungkap Cecep yang pernah menjadi Fasilitator Nasional Investigasi Kontak TB.

Di Kuningan, Jawa Barat. Aksi World TB Day diperingati dalam Care Free day yang melibatkan Institusi Dinas Kesehatan, Puskesmas, para petugas Program TB, LKNU dan para pegiat penanggulangan TB.

Ketua IAKMI Kuningan, Dr. drg. Rossi Suparman mengatakan bahwa “Para Tenaga Kesehatan Masyarakat merupakan garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan TBC di kuningan kita mendukung penuh saatnya kita hentikan penularan TBC” pungkasnya.